Senin, 07 Desember 2015

DEFINISI YANG BERKALIMAT


Definisi

Istilah "definisi" berasal dari kata Latin definitio yang berarti "penentuan arti" atau "pembatasan". Sekarang ini,pengertian definisi adalah keterangan yang merupakan uraian atau penjelasan tentang arti suatu kata atau ungkapan yang membatasi makna suatu kata atau ungkapan tersebut. Kata atau ungkapan yang hendak dijelaskan disebut definiendum,sedangkan bagian yang menjelaskan definiendum itu disebut definiens. Definisi dapat dibagi menjadi dua bagian besar, yakni definisi nominal (verbal) dan definisi real. Definisi nominal terdiri atas definisi nominal umum dan definisi nominal khusus. Defenisi real terdiri atas definisi real esensial dan definisi real deskriptif. Definisi real esensial dapat dibagi lagi menjadi definisi real esensial fisik dan definisi real esensial metafisik. Definisi real deskriptif dapat dibagi lagi menjadi definisi real deskriptif kausal, definisi real genetik, dan definisi real deskriptif aksidental.
Ada beberapa jenis definisi yang telah diklasifikasin oleh para ahli logika seperti yang telah disebutkan di atas berikut ini penjelasannya:
  • Definisi nominal atau definisi verbal: Definisi nominal atau definisi verbal adalah definisi yang paling sederhana dan bersifat sementara karena hanya memberi penjelasan etimologis atau memberi sinonim kepada istilah yang hendak dijelaskan. Definisi nominal tidak memberi pengertian yang hakiki tentang sesuatu yang dijelaskan itu. Contoh definisi nominal yang memberi penjelasan etimologis: Logika adalah istilah yang diambil dari kata Yunanilogikos, yang dibentuk dari kata benda logos, yang berarti "Sesuatu yang diutarakan, suatu pertimbangan akal, kata, percakapan" atau "ungkapan lewat bahasa". Contoh definisi nominal yang memberi sinonim definiendum: Hamba ialah budak atau pelayan. Arca ialah patung. Semua jenis kamus pada umumnya adalah definisi nominal.
  • Definisi nominal umum: Definisi nominal umum adalah definisi yang pada umumnya diterima oleh semua orang, yang memberi penjelasan tentang suatu kata atau ungkapan dengan sesuatu yang sesuai dengan pemahaman umum. Misalnya: ungkapan "suami adalah pria yang telah menikah". 
  • Defenisi nominal khusus: Defenisi nominal khusus adalah definisi yang bersifat relatif dan seringkali juga subjektif. Oleh karena itu, tidak berlaku umum, atau kendatipun dikenal umum, kata atau ungkapan itu memiliki arti yang berbeda-beda. Contohnya: kata atau ungkapan "bebas", "gotong royong", dan sebagainya.
  • Defenisi Real: Defenisi real dianggap searti dengan definisi analitis atau definisi eksplikatif. Definisi real dapat dibagi menjadi definisi esensial dan definisi deskriptif.
  • Definisi Esensial: Definisi esensial adalah definisi yang benar-benar sanggup memberi pengertian yang hakiki tentang sesuatu yang hendak dijelaskan. Definisi esensial adalah penjelasan lewat uraian bagian-bagian yang esensial tentang sesuatu tersebut. Prinsip penyusunan definisi esensial ialah pergenus et differentiam, yakni penyusunan definisi dari genus proximum (proximate genus)dan differentia specifica. Definisi esensial dapat dibedakan lagi atas definisi esensial fisik dan definisi esensial metafisik.
  • Definisi Esensial Fisik: Definisi esensial fisik adalah penjelasan yang mengacu pada uraian bagian-bagian yang mewujudkan esensi sesuatu yang menjadidefiniendum. Sebagai contoh, manusia adalah "hewan berakal budi yang terdiri atas tubuh dan jiwa".
  • Definisi Esensial Metafisik: Definisi Esensial Metafisik adalah definisi yang paling ideal, yang benar-benar terdiri atas genus proximum dan differentia specifica. Contoh klasik yang paling terkenal ialah dibuat oleh Aristoteles, yaituhomo est animal rationale (manusia adalah "hewan yang berakal budi")
  • Definisi Deskriptif: Definisi deskriptif adalah penjelasan yang mengacu pada uraian tentang ciri-ciri khusus yang dimiliki oleh sesuatu yang dijelaskan itu. Definisi deskriptif dapat dibedakan lagi atas definisi kausal, definisi genetik, dan definisi aksidental.
  • Definisi Kausal: Definisi kausal ialah definisi yang menjelaskan sebab-akibat sesuatu yang menjadi definiendum. Contohnya: kalimat "Pena adalah alat yang dibuat manusia untuk menulis".
  • Definisi Genetik: Definisi genetik adalah definisi yang memberi penjelasan tentang asal usul atau menguraikan bagaimana sesuatu itu terjadi. Contohnya: kalimat "Awan adalah uap air yang menguap ke udara karena pemanasan laut yang disinari oleh matahari".
  • Definisi Aksidental: Definisi aksidental adalah definisi yang disusun dari genus proximum dan accidentia. Jadi, definisi aksidental ialah definisi yang menyebut semua ciri-ciri aksidental dari sesuatu yang menjadi definiendum itu. Misalnya: "Gajah adalah hewan berkaki empat yang memiliki belalai, berambut halus, berkuping dua, memiliki ukuran tubuh yang sangat besar, dan seterusnya".

 

Kalimat

 

Pengertian Kalimat dan Jenisnya

Kalimat adalah satuan bahasa yang secara relatif berdiri sendiri memiliki pola intonasi final dan secara aktual ataupun potensial terdiri atas klausa yang digunakan sebagai sarana untuk menuangkan dan menyusun gagasan secara terbuka agar dapat dikomunikasikan kepada orang lain, atau bagian ujaran yang mempunyai struktur minimal subjek dan predikat, mempunyai intonasi dan bermakna
kalimat dibagi menjadi dua, yaitu :

Kalimat Tunggal
Kalimat tunggal adalah kalimat yang hanya mempunyai satu pola kalimat, yaitu hanya memiliki satu subjek dan predikat.

Kalimat Majemuk
Kalimat majemuk adalah kalimat yang mempunyai dua pola kalimat atau lebih. Kalimat majemuk ini terdiri dari induk kalimat dan anak kalimat. Cara membedakan anak kalimat dan induk kalimat yaitu dengan melihat letak konjungsi. Induk kalimat tidak memuat konjungsi didalamnya, konjungsi hanya terdapat pada anak kalimat.
Setiap kalimat majemuk mempunyai kata penghubung yang berbeda, sehingga jenis kalimat tersebut dapat diketahui dengan cara melihat kata penghubung yang digunakannya. Jenis-jenis kalimat majemuk adalah:


1.    Kalimat Majemuk Setara
2.   Kalimat Majemuk Rapatan
3.   Kalimat Majemuk Bertingkat
4.   Kalimat Majemuk Campuran



Kalimat Majemuk Setara
Kalimat majemuk setara yaitu penggabungan dua kalimat atau lebih kalimat tunggal yang kedudukannya sejajar atau sederajat.
Berdasarkan kata penghubungnya (konjungsi), kalimat majemuk setara terdiri dari lima macam, yakni:
Jenis
Konjungsi
Penggabungan
Dan
penguatan/Penegasan
Bahkan
Pemilihan
Atau
Berlawanan
di lanjutkan pada sebuah kalimat majemuk yang kedua (sedangkan)
urutan waktu
kemudian, lalu, lantas


Contoh:
1.    Juminten pergi ke pasar. (kalimat tunggal 1)
2.   Norif berangkat ke bengkel. (kalimat tunggal 2)


·         Juminten pergi ke pasar sedangkan Norif berangkat ke bengkel. (kalimat majemuk)
·         Norif berangkat ke bengkel sedangkan Juminten pergi ke pasar. (kalimat majemuk)

Kalimat Majemuk Rapatan
Kalimat majemuk rapatan yaitu gabungan beberapa kalimat tunggal yang karena subjek, predikat atau objeknya sama,maka bagian yang sama hanya disebutkan sekali.


Contoh:
1.    Pekerjaannya hanya makan. (kalimat tunggal 1)
2.   Pekerjaannya hanya tidur. (kalimat tunggal 2)
3.   Pekerjaannya hanya merokok. (kalimat tunggal 3)


·         Pekerjaannya hanya makan, tidur, dan merokok. (kalimat majemuk rapatan)

Kalimat Majemuk Bertingkat
Kalimat majemuk bertingkat yaitu penggabungan dua kalimat atau lebih kalimat tunggal yang kedudukannya berbeda. Di dalam kalimat majemuk bertingkat terdapat unsur induk kalimat dan anak kalimat. Anak kalimat timbul akibat perluasan pola yang terdapat pada induk kalimat.
Berdasarkan kata penghubungnya (konjungsi), kalimat majemuk bertingkat terdiri dari sepuluh macam, yakni:
Jenis
Konjungsi
Syarat
jika, kalau, manakala, andaikata, asal(kan)
Tujuan
agar, supaya, biar
perlawanan (konsesif)
walaupun, kendati(pun), biarpun
Penyebaban
sebab, karena, oleh karena
Pengakibatan
maka, sehingga
Cara
dengan, tanpa
Alat
dengan, tanpa
Perbandingan
seperti, bagaikan, alih-alih
Penjelasan
Bahwa
Kenyataan
Padahal


Contoh:
1.    Kemarin ayah mencuci motor. (induk kalimat)
2.   Ketika matahari berada di ufuk timur. (anak kalimat sebagai pengganti keterangan waktu)


·         Ketika matahari berada di ufuk timur, ayah mencuci motor. (kalimat majemuk bertingkat cara 1)
·         Ayah mencuci motor ketika matahari berada di ufuk timur. (kalimat majemuk bertingkat cara 2)

Kalimat Majemuk Campuran
Kalimat majemuk campuran yaitu gabungan antara kalimat majemuk setara dan kalimat majemuk bertingkat. Sekurang-kurangnya terdiri dari tiga kalimat.


Contoh:
1.    Toni bermain dengan Kevin. (kalimat tunggal 1)
2.   Rina membaca buku di kamar kemarin. (kalimat tunggal 2, induk kalimat)
3.   Ketika aku datang ke rumahnya. (anak kalimat sebagai pengganti keterangan waktu)


·         Toni bermain dengan Kevin, dan Rina membaca buku di kamar, ketika aku datang ke rumahnya. (kalimat majemuk campuran)
Kalimat memiliki beberapa unsur atau unsur sintaksis (jabatan kata atau peran kata) yang terdiri dari :
Subjek (S), Predikat (P), Objek (O), Pelengkap (Pel), Keterangan (Ket).

Pengertian Subjek
Bagian kalimat yang menunjukkan pelaku, sosok (benda), semua hal, atau masalah yang menjadi pangkal/pokok pembicaraan. Subjek biasanya berisi kata/frasa, klausa, frasa verbal. Subjek dapat pula dikenali dengan cara memakai kata tanya siapa (yang), apa (yang) kepada PREDIKAT. Jika jawaban tidak logis maka tidak ada Subyek.

Pengertian Predikat
Predikat menyatakan keadaan yang dilakukan oleh S, sifat, situasi, status, ciri atau jati diri S, atau jumlah sesuatu yang dimiliki S. Predikat adalah bagian kalimat yang menghubungkan antar S dengan O dan K. Predikat dapat berupa kata/frasa berkelas verba, adjektifa, numeralia (kata bilangan), dan nomina (benda).

Pengertian Objek
Objek merupakan bagian kalimat yang melengkapi Predikat. Objek pada umumnya diisi oleh nomina, frasa nominal, atau klausa. Letak Objek selalu di belakang Predikat yang berupa verba transitif, yaitu verba yang memerlukan Objek. Jika Predikat diisi oleh verba INTRANSITIF maka Objek tidak diperlukan sehingga kehadiran Objek dalam kalimat dikatakan TIDAK WAJIB HADIR. Namun Objek dapat menjadi Subjek bila dipasifkan.

Pengertian Pelengkap
Pelengkap atau komplemen adalah bagian kalimat yang melengkapi Predikat. Letak Pelengkap umumnya di belakang Predikat yang berupa verba. Seringkali kita dibuat bingung antara Pelengkap dan Objek. Satu hal yang perlu diketahui adalah Pelengkap tidak dapat menjadi Subyek bila dipasifkan. Jika kalimat ada Objek maka biasanya Pelengkap terletak setelah (di belakang) Objek. Pelengkap dapat pula diisi oleh frasa adjektiva dan frasa preposisional.

Pengertian Keterangan
Keterangan merupakan bagian kalimat yang menerangkan berbagai hal tentang bagian kalimat yang lainnya. Unsur Keterangan dapat berfungsi untuk menerangkan S, P, O, dan Pel. Posisi keterangan itu bisa di awal, tengah, dan akhir kalimat.


Ada beberapa macam keterangan yang perlu kita ketahui, yaitu :
1)    Tempat (di, ke, di (dalam), pada)
2)   Waktu (pada, dalam, se-, sebelum, sesudah, selama, sepanjang)
3)   Alat (dengan)
4)   Tujuan (supaya, untuk, bagi, demi)
5)   Cara (secara, dengan cara, dengan jalan)
6)   Penyerta (dengan, bersama, beserta)
7)   Similiatif (seperti, bagaikan, laksana)
8)   Penyebab (karena, sebab)
9)   Kesalingan (satu sama lain)



Pola Kalimat Dasar
S-P
S-P-O
S-P-Pel
S-P-Ket
S-P-O-Pel
S-P-O-Ket
S-P-O-Pel-Ket

Kalimat Lengkap dan Kalimat Tidak Lengkap

1.     Kalimat Lengkap
Kalimat lengkap adalah kalimat yang setidaknya terdiri dari gabungan minimal satu buah subyek dan satu buah predikat. Kalimat Majas termasuk ke dalam kalimat lengkap.


Contoh :
·         Cepot  (S) membeli (P) pulpen(O)
·         Si Kancil (S) melompat (P)



2.    Kalimat Tidak Lengkap
Kalimat tidak lengkap adalah kslimst yang tidak sempurna karena hanya memiliki sabyek saja, predikat saja, objek saja atau keterangan saja. Kalimat tidak lengkap dapat berupa semboyan, salam, perintah, pertanyaan, ajakan, jawaban, seruan, larangan, sapaan dan kekaguman.


Contoh :
·         Silahkan dinikmati!
·         Selamat tidur.
·         Jangan nakal!


Kalimat Aktif dan Kalimat Pasif

1.     Kalimat Aktif
Kalimat Aktif adalah kalimat di mana subyeknya melakukan suatu perbuatan atau aktifitas. Kalimat aktif biasanya diawali oleh awalan me- atau ber- dibagi menjadi dua macam :


                    a)        Kalimat aktif transitif adalah kalimat yang memiliki obyek penderita
o   Ibu membeli sayur.
o   Dodo menyukai teman sekelasnya.
                   b)        Kalimat aktif intransitif adalah kalimat yang tidak memiliki obyek penderita
o   Adik menangis
o   Bondan berkelahi



2.    Kalimat Pasif
Kalimat pasif adalah kalimat yang subyeknya dikenai suatu perbuatan atau aktifitas. Kalimat pasif biasanya diawali oleh awalan ter- atau di-


o   Kue bolu dipotong oleh ibu
o   Menteri kehutanan dimintai pertanggung jawaban oleh presiden


Mengubah Kalimat Aktif menjadi Kalimat Pasif dan Kalimat Pasif manjadi Kalimat Aktif
Untuk mengubah kalimat aktif menjadi kalimat pasif dan juga sebaliknya dapat dilakukan langkah-langkah mudah berikut ini :
1)    Mengubawalan pada Predikat
Yaitu menukar awalan me- atau ber- dengan di- atau ter- dan begitu sebaliknya.
2)    Menukar Subyek dengan Obyek dan sebaliknya
Menukar kata benda yang tadinya menjadi obyek menjadi subyek dan begitu sebaliknya.

Contoh : Alan menyayikan lagu daerah > Lagu daerah dinyanyikan oleh Alan.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar