Senin, 07 Desember 2015

EYD (Ejaan yang Disempurnakan)

EYD (Ejaan yang Disempurnakan) adalah tata bahasa dalam Bahasa Indonesia yang mengatur penggunaan bahasa Indonesia dalam tulisan, mulai dari pemakaian dan penulisan huruf capital dan huruf miring, serta penulisan unsur serapan. EYD disini diartikan sebagai tata bahasa yang disempurnakan.Singkatnya EYD digunakan untuk membuat tulisan dengan cara yang baik dan benar.

A.           Penggunaan EYD yang benar pada penulisan huruf dan kata

1.      Penggunaan Huruf Kapital
1.   Jabatan tidak diikuti nama orang
2.   Huruf pertama nama bangsa
3.   Nama geografi sebagai nama jenis
4.   Setiap unsur bentuk ulang sempurna
5.   Penulisan kata depan dan kata sambung

2.      Penulisan Huruf Miring
1.Penulisan nama buku
Contoh: Buku Jurnalistik Indonesia, Majalah Sunda Mangle, Surat Kabar Bandung Pos.
2.Penulisan penegasan kata dan penulisan bahasa asing
Contoh: boat modeling, aeromodeling, motorsport.
3.Penulisan kata ilmiah
Contoh, royal-purple amethyst, crysacola, turqoisa, rhizopoda, lactobacillus, dsb.

3.     Penulisan Kata Turunan
1.   Gabungan kata dapat awalan akhiran
Butir 3 pedoman kata turunan menegaskan, jika bentuk dasar yang berupa gabungan kata mendapat awalan dan akhiran sekaligus, unsur gabungan kata itu ditulis serangkai
2.   Gabungan kata dalam kombinasi
Butir 4 pedoman penulisan kata turunan menyatakan, jika salah satu unsur gabungan kata hanya dipakai dalam kombinasi, gabungan kata itu ditulis serangkai

4.    Penulisan Gabungan Kata
1.      Penulisan gabungan kata istilah khusus
Butir 2 pedoman penulisan gabungan kata mengingatkan, gabungan kata, termasuk istilah khusus.
2.    Penulisan gabungan kata serangkai
Butir 3 pedoman penulisan gabungan kata menegaskan, gabungan kata berikut harus ditulis serangkai.

B.           Penggunaan EYD yang benar pada partikel, singkatan, akronim, dan angka

1.            PENULISAN PARTIKEL
a.             Penulisan partikel pun
Butir 2 tentang penulisan partikel mengingatkan, partikel pun dituliskan terpisah dari kata yang mendahuluinya.

b.      Penulisan partikel per
Butir 3 tentang penulisan partikel menyebutkan, pertikel per yang berarti mulai, demi, dan tiap ditulis terpisah dari bagian kalimat yang mendahului atau mengikutinya.

2.      PENULISAN SINGKATAN
1.   Penulisan singkatan umum tiga huruf
2.   Penulisan singkatan mata uang

3.      PENULISAN AKRONIM
1.      Akronim nama diri
Pedoman EYD menyatakan, akronim nama diri yag berupa gabungan suku kata atau gabungan huruf dan suku kata dari deret kata ditulis dengan huruf awal huruf kapital.
2.      Akronim bukan nama diri
Menurut Pedoman EYD, akronim yang bukan nama diri yang berupa gabungan huruf, suku kata, ataupun gabungan huruf dan suku kata dari deret kata seluruhnya ditulis dengan huruf kecil.

4.      PENULISAN ANGKA
Pedoman EYD menetapkan empat jenis penulisan angka,
Pertama, angka dipakai untuk menyatakan lambing bilangan atau nomor. Dalam tulisan lazim digunakan angka Arab atau angka Romawi.
Kedua, angka digunakan untuk menyatakan :
(1) ukuran panjang, berat, luas, dan isi,
(2) satuan waktu,
(3) nilai uang, dan
(4) kuanitas.
Ketiga, angka lazim dipakai untuk melambangkan nomor jalan, rumah, aparteman, atau kamar pada alamat.
Keempat, angka digunakan juga untuk menomori bagian karangan dan ayat kitab suci.

5.      PENULISAN LAMBANG BILANGAN
a.      Penulisan lambang bilangan satu-dua kata
Pedoman EYD menetapkan, penulisan lambang bilangan yang dapat dinyatakan dengan satu atau dua kata ditulis dengan huruf kecuali jika beberapa lambang bilangan dipakai secara berurutan, seperti dalam perincian dan pemaparan.
b.      Penulisan lambang bilangan awal kalimat
Lambang bilangan pada awal kalimat ditulis dengan huruf. Jika perlu, susunan kalimat diubah sehingga bilangan yang tidak dapat dinyatakan dengan satu atau dua kata tidak terdapat pada awal kalimat.
c.       Penulisan lambang bilangan utuh
Angka yang menunjukan bilangan utuh yang besar dapat dieja sebagian supaya lebih mudah dibaca. Ketentuan dalam Pedoman EYD ini sangat sejalan dengan kaidah bahasa jurnalistik yang senantiasa menuntut kesederhanaan dan kemudahan.
d.      Penulisan lambang bilangan angka-huruf
Bilangan tidak perlu ditulis dengan angka dan huruf sekaligus dalam teks kecuali didalam dokumen resmi seperti akta dan kuitansi.

C.           Penggunaan Tanda Baca

1.            Tanda Titik (. )
a.  Tanda titik dipakai pada akhir kalimat yang bukan pertanyaan atau seruan.
b.  Tanda titik dipakai pada akhir singkatan nama orang.
c.  Tanda titik dipakai pada akhir singkatan gelar, jabatan, pangkat, dan sapaan
2.            Tanda Koma ( , )
a.  Tanda koma dipakai di antara unsur-unsur dalam suatu pemerincian atau pembilangan.
b. Tanda koma dipakai untuk memisahkan kalimat setara yang satu dari kalimat setara berikutnya yang didahului oleh kata tetapi danmelainkan.
3.            Tanda Titik Koma (; )
a.    Tanda titik koma dapat dipakai untuk memisahkan bagian­bagian kalimat yang sejenis dan setara.
Misalnya: Malam makin larut; kami belum selesai juga.
b.   Tanda titik koma dapat dipakai untuk memisahkan kalimat yang setara di dalam suatu kalimat majemuk sebagai pengganti kata penghubung.
Misalnya: Ayah mengurus tanaman di kebun; ibu sibuk bekerja di dapur; adik menghafalkan nama-nama pahlawan nasional; saya sendiri asyik mendengarkan siaran pilihan pendengar.
4.               Tanda Titik Dua ( : )
a. Tanda titik dua dipakai pada akhir suatu pernyataan lengkap bila diikuti rangkaian atau pemerian.
b.  Tanda titik dua dipakai sesudah kata atau ungkapan yang memerlukan pemerian.
5.   Tanda Hubung ( – )
a.   Tanda hubung menyambung suku-suku kata dasar yang terpisah oleh pergantian baris.
b.  Tanda hubung menyambung awalan dengan bagian kata di belakangnya, atau akhiran dengan bagian kata di depannya pada
c.   Tanda hubung menyambung unsur-unsur kata ulang.
6.   Tanda Pisah ( – )
a. Tanda pisah membatasi penyisipan kata atau kalimat yang memberi penjelasan
khusus di luar bangun kalimat. 
b.  Tanda pisah menegaskan adanya aposisi atau keterangan yang lain sehingga kalimat menjadi lebih jelas.
7.   Tanda Elipsis ( … )
a.   Tanda elipsis menggambarkan kalimat yang terputus-putus.
b.   Tanda elipsis menunjukkan bahwa dalam suatu petikan ada bagian yang dihilangkan.
Misalnya: Sebab-sebab kemerosotan … akan diteliti lebih lanjut.
8.         Tanda Tanya ( ? )
a.          Tanda tanya dipakai pada akhir kalimat tanya
b.         Tanda tanya dipakai di antara tanda kurung untuk menyatakan bagian kalimat yang disangsikan atau yang kurang dapat dibuktikan kebenarannya.
9.      Tanda Seru (!)
Tanda seru dipakai sesudah ungkapan atau pernyataan yang berupa seruan atau perintah, atau yang menggambarkan kesungguhan, ketidakpercayaan, atau rasa emosi yang kuat.



Tidak ada komentar:

Posting Komentar