EYD (Ejaan yang Disempurnakan) adalah tata bahasa dalam
Bahasa Indonesia yang mengatur penggunaan bahasa Indonesia dalam tulisan, mulai
dari pemakaian dan penulisan huruf capital dan huruf miring, serta penulisan
unsur serapan. EYD disini diartikan sebagai tata bahasa yang
disempurnakan.Singkatnya EYD digunakan untuk membuat tulisan dengan cara yang
baik dan benar.
A.
Penggunaan
EYD yang benar pada penulisan huruf dan kata
1. Penggunaan
Huruf Kapital
1.
Jabatan tidak diikuti nama orang
2.
Huruf pertama nama bangsa
3.
Nama geografi sebagai nama jenis
4.
Setiap unsur bentuk ulang sempurna
5.
Penulisan kata depan dan kata sambung
2.
Penulisan
Huruf Miring
1.Penulisan nama buku
Contoh: Buku Jurnalistik
Indonesia, Majalah Sunda Mangle, Surat Kabar Bandung
Pos.
2.Penulisan penegasan kata dan penulisan bahasa asing
Contoh: boat modeling,
aeromodeling, motorsport.
3.Penulisan kata ilmiah
Contoh, royal-purple amethyst, crysacola, turqoisa,
rhizopoda, lactobacillus, dsb.
3. Penulisan Kata Turunan
1.
Gabungan kata dapat awalan akhiran
Butir 3 pedoman kata turunan
menegaskan, jika bentuk dasar yang berupa gabungan kata mendapat awalan dan
akhiran sekaligus, unsur gabungan kata itu ditulis serangkai
2.
Gabungan kata dalam kombinasi
Butir 4 pedoman penulisan kata
turunan menyatakan, jika salah satu unsur gabungan kata hanya dipakai dalam
kombinasi, gabungan kata itu ditulis serangkai
4. Penulisan Gabungan Kata
1.
Penulisan gabungan kata istilah
khusus
Butir 2 pedoman penulisan gabungan
kata mengingatkan, gabungan kata, termasuk istilah khusus.
2.
Penulisan gabungan kata
serangkai
Butir 3 pedoman penulisan gabungan
kata menegaskan, gabungan kata berikut harus ditulis serangkai.
B.
Penggunaan
EYD yang benar pada partikel, singkatan, akronim, dan angka
1.
PENULISAN
PARTIKEL
a.
Penulisan partikel pun
Butir 2 tentang penulisan partikel
mengingatkan, partikel pun dituliskan terpisah dari kata yang mendahuluinya.
b. Penulisan
partikel per
Butir 3 tentang penulisan partikel
menyebutkan, pertikel per yang berarti mulai, demi, dan tiap
ditulis terpisah dari bagian kalimat yang mendahului atau mengikutinya.
2. PENULISAN
SINGKATAN
1.
Penulisan singkatan umum tiga huruf
2.
Penulisan singkatan mata uang
3. PENULISAN
AKRONIM
1.
Akronim nama diri
Pedoman
EYD menyatakan, akronim nama diri
yag berupa gabungan suku kata atau gabungan huruf dan suku kata dari deret kata
ditulis dengan huruf awal huruf kapital.
2.
Akronim bukan nama diri
Menurut Pedoman EYD,
akronim yang bukan nama diri yang berupa gabungan huruf, suku kata, ataupun
gabungan huruf dan suku kata dari deret kata seluruhnya ditulis dengan huruf
kecil.
4. PENULISAN
ANGKA
Pedoman EYD menetapkan
empat jenis penulisan angka,
Pertama, angka dipakai untuk menyatakan lambing bilangan atau
nomor. Dalam tulisan lazim digunakan angka Arab atau angka Romawi.
Kedua, angka digunakan untuk menyatakan :
(1) ukuran panjang, berat, luas, dan
isi,
(2) satuan waktu,
(3) nilai uang, dan
(4) kuanitas.
Ketiga, angka lazim dipakai untuk melambangkan nomor jalan,
rumah, aparteman, atau kamar pada alamat.
Keempat, angka
digunakan juga untuk menomori bagian karangan dan ayat kitab suci.
5. PENULISAN
LAMBANG BILANGAN
a. Penulisan lambang bilangan satu-dua kata
Pedoman
EYD menetapkan, penulisan lambang
bilangan yang dapat dinyatakan dengan satu atau dua kata ditulis dengan huruf
kecuali jika beberapa lambang bilangan dipakai secara berurutan, seperti dalam
perincian dan pemaparan.
b. Penulisan lambang bilangan awal kalimat
Lambang bilangan pada awal kalimat
ditulis dengan huruf. Jika perlu, susunan kalimat diubah sehingga bilangan yang
tidak dapat dinyatakan dengan satu atau dua kata tidak terdapat pada awal
kalimat.
c. Penulisan lambang bilangan utuh
Angka yang menunjukan bilangan utuh
yang besar dapat dieja sebagian supaya lebih mudah dibaca. Ketentuan
dalam Pedoman EYD ini sangat sejalan dengan kaidah bahasa
jurnalistik yang senantiasa menuntut kesederhanaan dan kemudahan.
d. Penulisan lambang bilangan angka-huruf
Bilangan tidak perlu ditulis dengan
angka dan huruf sekaligus dalam teks kecuali didalam dokumen resmi seperti akta
dan kuitansi.
C.
Penggunaan
Tanda Baca
1.
Tanda Titik (. )
a. Tanda titik dipakai pada akhir kalimat yang bukan pertanyaan
atau seruan.
b. Tanda titik
dipakai pada akhir singkatan nama orang.
c. Tanda titik
dipakai pada akhir singkatan gelar, jabatan, pangkat, dan sapaan
2.
Tanda Koma ( , )
a. Tanda koma dipakai
di antara unsur-unsur dalam suatu pemerincian atau pembilangan.
b.
Tanda koma dipakai untuk memisahkan kalimat setara yang satu dari kalimat
setara berikutnya yang didahului oleh kata tetapi danmelainkan.
3.
Tanda Titik Koma (; )
a.
Tanda titik koma dapat dipakai untuk
memisahkan bagianbagian kalimat yang sejenis dan setara.
Misalnya: Malam makin larut; kami
belum selesai juga.
b.
Tanda titik koma dapat dipakai untuk
memisahkan kalimat yang setara di dalam suatu kalimat majemuk sebagai pengganti
kata penghubung.
Misalnya: Ayah mengurus tanaman di
kebun; ibu sibuk bekerja di dapur; adik menghafalkan nama-nama pahlawan
nasional; saya sendiri asyik mendengarkan siaran pilihan pendengar.
4.
Tanda Titik Dua ( : )
a.
Tanda titik dua dipakai pada akhir suatu pernyataan lengkap bila diikuti
rangkaian atau pemerian.
b. Tanda titik dua
dipakai sesudah kata atau ungkapan yang memerlukan pemerian.
5. Tanda Hubung ( –
)
a. Tanda hubung
menyambung suku-suku kata dasar yang terpisah oleh pergantian baris.
b. Tanda hubung menyambung awalan dengan bagian
kata di belakangnya, atau akhiran dengan bagian kata di depannya pada
c. Tanda hubung
menyambung unsur-unsur kata ulang.
6. Tanda Pisah ( – )
a.
Tanda pisah membatasi penyisipan kata atau kalimat yang memberi penjelasan
khusus di luar bangun kalimat.
khusus di luar bangun kalimat.
b. Tanda pisah menegaskan adanya aposisi atau
keterangan yang lain sehingga kalimat menjadi lebih jelas.
7. Tanda Elipsis ( …
)
a. Tanda elipsis
menggambarkan kalimat yang terputus-putus.
b. Tanda elipsis
menunjukkan bahwa dalam suatu petikan ada bagian yang dihilangkan.
Misalnya: Sebab-sebab kemerosotan …
akan diteliti lebih lanjut.
8.
Tanda Tanya ( ? )
a.
Tanda tanya dipakai pada akhir
kalimat tanya
b.
Tanda tanya dipakai di antara tanda
kurung untuk menyatakan bagian kalimat yang disangsikan atau yang kurang dapat
dibuktikan kebenarannya.
9.
Tanda Seru (!)
Tanda seru dipakai sesudah ungkapan
atau pernyataan yang berupa seruan atau perintah, atau yang menggambarkan
kesungguhan, ketidakpercayaan, atau rasa emosi yang kuat.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar