Jumat, 18 Desember 2015

kenapa manusia malas ? (renew)

KENAPA MANUASIA MALAS ?
Oleh : Sri Rahmayuni

ABSTRAK
Kemalasan  termasuk kata yang paling tua dipakai manusia. Kita akrab dengan kata ini dari kecil sampai tua. Malas adalah suatu perasaan di mana seseorang akan enggan melakukan sesuatu karena dalam pikirannya sudah memiliki penilaian negatif atau tidak adanya keinginan untuk melakukan hal tersebut.
Iman adalah salah satu faktor penentu apakah seseorang malas atau tidak. Iman seseorang pastilah mengalami pasang surut naik dan turun sesuai dengan kadar ketaatan. Semakin kuat dan semangat dalam ketaatan, maka hal itu sebagai indikasi imannya sedang naik. Sebaliknya, iman akan berkurang dengan kemaksiatan. Jiwa manusia sifatnya bagaikan anak kecil, harus terus dilatih agar terbiasa dengan ketaatan. Nah, ketika rasa malas menghampiri dalam jiwa, harus ada usaha menepisnya, agar tidak terus-menerus terkurung dalam rasa malas yang tiada henti.
Penyebab kemalasan adalah cinta kesenangan, mengutamakan pengangguran dan tidak siap menghadapi kesulitan. Bisa juga rasa malas timbul karena tabiat/ kebiasaan seseorang yang cenderung bermalas-malasan, keadaan lingkungan juga berpengaruh terhadap mood/selera seseorang untuk melakukan suatu pekerjaan.

Kesedihan orang yang lalai dan lengah akan terasa lebih menyakitkan daripada segala siksaan manakala ia menyaksikan keberhasilan orang yang giat dan bersungguh-sungguh. Membiasakan bersikap disiplin akan mengurangi rasa malas, melakukan sesuatu yang terjadwal, jadi kalau kita sudah memiliki perencanaan yang rapi, rasa malas itu akan hilang untuk itu kita perlu menjadikan diri kita sendiri sebagai pusat (locus of control). Alasannya sangat jelas. Meski memang ada sejumlah faktor eksternal yang membuat kita malas, tetapi kalau kita bertekad menolak menjadi pemalas, maka kemalasan itu sementara sifatnya. Tapi bila tidak, kemalasan yang dipicu apapun akan abadi atau minimalnya berlangsung terlalu lama, bahkan bisa menjadi label, ciri khas atau sifat.
Kata orang, hidup ini seperti sepeda. Agar stabilitasnya terjaga, maka harus digerakkan, dijalankan atau dinaiki. Begitu sepeda itu berhenti, maka stabilitasnya hilang. Bagaimana menstabilkan hidup? Ini memang butuh sasaran dan program. Seperti yang sudah kita bahas, sasaran itu akan menggerakkan kita untuk mencapainya. Supaya keseimbangannya sempurna, sasaran itu kita susun seharmonis mungkin dengan keadaan diri kita. Katakanlah jika anda seorang pelajar atau mahasiswa. Jika anda membuat sasaran yang tidak match dengan keberadaan anda sebagai pelajar atau mahasiswa, ini akan berpotensi menimbulkan kemalasan dalam belajar. Buatlah sasaran, target, program yang match dengan keberadaan dan keadaan anda saat ini.
Definisi Malas
Malas dalam bahasa Arab disebut dengan al-kaslu yang bermakna berat untuk mengerjakan sesuatu dan berhenti dari menyempurnakan sesuatu.
Imam Raghib al-Ashfahani rahimahullah mengatakan, “Malas adalah merasa berat dalam suatu urusan yang seharusnya tidak perlu merasa berat.”
Malas adalah suatu perasaan di mana seseorang akan enggan melakukan sesuatu karena dalam pikirannya sudah memiliki penilaian negatif atau tidak adanya keinginan untuk melakukan hal tersebut.
Macam-Macam Malas
Sifat malas ada dua macam:
Pertama: Malasnya akal, tidak memakainya untuk berpikir dan merenungi ciptaan Allah ‘Azza wa Jalla atau bisa juga tidak menggunakan akal untuk sesuatu yang memperbaiki dirinya, berupa dunia dan kehidupannya. Tidaklah kemunduran sebuah kaum kecuali karena sebab malasnya orang-orang yang berakal dan sedikitnya orang yang mau memanfaatkan kekuatan pikiran pemberian Allah ‘Azza wa Jalla ini.
Kedua: Malasnya badan. Yaitu mencakup seluruh anggota badan. Malas ini akan membawa kemunduran individu. Berpengaruh pada keadaan suatu kaum dalam bidang pertanian, industri, dan selain keduanya.[8]
Sebab-Sebab Malas
1.      Tabiat manusia itu sendiri
Di antara manusia ada yang terbiasa untuk berjiwa malas. Jiwanya condong untuk menunda-nunda sebuah urusan. Tidak ada semangat untuk  mencapai perkara yang sempurna. Hidupnya habis untuk bermalas-malasan, jalan di tempat, dan tidak maju-maju. Allahul Musta’an
2.       Pendidikan di rumah
Pendidikan di dalam rumah mempunyai peranan yang sangat besar dalam membentuk kepribadian seseorang. Anak pemalas, bisa jadi karena kebiasaan di rumahnya demikian. Inilah pentingnya menanamkan pendidikan yang benar sejak di dalam rumah.
3.       Lingkungan dan masyarakat
Dua perkara ini punya pengaruh besar dalam perubahan diri seseorang. Seorang yang tumbuh dalam lingkungan yang baik akan melatih jiwa menjadi semangat. Hal ini bagaikan sebuah tanaman yang tumbuh di tanah yang baik. Allah Jalla Jalaluh berfirman:
4.       Sedikitnya pendidik dan teladan yang baik
Hal ini bisa menimpa siapa saja. Orang yang tidak punya teladan dan pendidik yang baik, maka dia akan tumbuh menjadi jiwa yang berkembang sesuai keinginannya. Tumbuh hidup sesuai dengan keinginannya sendiri, tanpa arah dan bimbingan. Ini perlunya mencari teman yang baik atau seorang yang bisa menjadi panutan.
5.       Istri dan anak
Bisa jadi seorang istri adalah fitnah bagi suaminya. Menghalanginya dari ibadah, menghalanginya dari menuntut ilmu, menghalanginya dari mencari usaha untuk menggapai perkara yang mulia. Hal itu dikarenakan seorang istri yang terlalu banyak menuntut, meminta bantuan suaminya, dan lain-lain.
6.       Banyak tidur
Banyak tidur membuat hati menjadi kotor.  Jiwanya akan merasa malas, tidak punya semangat untuk berbuat kebaikan dalam memanfaatkan waktunya. Waktunya habis di atas kasur, tercegah dari kebaikan yang banyak.
7.       Panjang angan-angan dan sering menunda-nunda
Ini adalah problem besar yang sering menghambat dalam pemanfaatan waktu. Oleh karena itu, Allah Jalla Jalaluhu mengancam dengan ancaman yang keras bagi orang yang sering menunda-nunda dan berangan-angan
Terapi Bila Sifat Malas Menghampiri
1.       Menyadari pentingnya waktu
Waktu adalah nikmat yang besar, ladang untuk menuai kebaikan, dan punya pengaruh yang sangat jelas.
Maka orang yang cerdas adalah yang mampu mengisi hari-harinya dengan amal kebaikan, memanfaatkan sisa hidup yang ada dengan segala perkara yang bermanfaat, sebagai bekal menuju kampung yang abadi. Bukan malah bermalas-malasan yang tidak membawa manfaat sedikit pun!!
2.       Bergaul dengan teman yang baik
Teman punya pengaruh yang sangat kuat. Teman yang baik adalah teman yang bisa  mengajak kebaikan danmendorong dalam ketaatan. Maka berteman dengan teman yang rajin akan mendorong diri kita untuk meniru dan ikut sepertinya.
3.       Membaca kisah-kisah semangat para salaf
Karena mereka adalah generasi terbaik umat ini. Bagaimana semangat mereka dalam belajar, beribadah, dan istiqamah di atasnya.  Membaca kisah-kisah mereka bisa menggugah semangat jiwa yang sedang dilanda rasa malas.
4.       Kontinu mengerjakan amal shalih
Karena hal itu akan membawa kebaikan bagi pelakunya. Amalan yang paling dicintai di sisi Allah Jalla Jalaluhu adalah yang kontinu meskipun sedikit.
5.       Isi dengan kegiatan bermanfaat
Bila rasa malas menghampiri maka bersegeralah untuk menepisnya dengan mengerjakan kegiatan yang bermanfaat. Semisal membaca buku-buku islami yang kita senangi, olah raga, dan lain-lain dari kegiatan yang bermanfaat.  Tujuan dari (hal) ini adalah agar rasa malas yang sedang kita alami tetap terkendali dengan mengerjakan sesuatu yang bermanfaat, tidak menyalahi aturan agama.
6.       Do’a
Do’a adalah senjatanya seorang muslim yang paling ampuh dalam menangkal virus malas dan godaan setan.
Malas adalah Filsafat hidup yang negatif.
Misalnya: “Daripada sudah bekerja keras tetapi tidak kaya-kaya, mendingan kerja asal-asalan aja”, “Ngapain sekolah rajin, toh sudah banyak sarjana yang nganggur”, “Boro-boro cari rizki yang halal, yang haram aja susahnya minta ampun”, dan lain-lain. Kenapa itu semua disebut negatif? Secara arah (direction and orientation), kesimpulan demikian kerap menggeret kita pada pola hidup yang malas. Jadi, yang perlu kita waspadai adalah arahnya, bukan semata benar dan salahnya secara konten. Lebih baik kita berpikir perlu belajar yang lebih giat lagi supaya tidak menjadi sarjana yang nganggur. Lebih baik berpikir perlu bekerja lebih keras lagi dan lebih cerdas lagi supaya kaya. Meski ini tidak bisa memberikan jaminan dalam waktu yang sekaligus, tetapi arahnya positif, dinamikanya positif dan energinya positif. Kita perlu sadar bahwa terkadang ada banyak ucapan yang benar tetapi tidak bermanfaat (positif).
Membangun Pondasi Personal
Kenapa perlu membangun pondasi personal? Seperti yang sudah kita singgung, penyebab dan pemicu kemalasan itu kalau dicari banyak (tak terhitung). Apalagi jika yang kita cari itu adalah sebab eksternal di luar diri kita. Meski demikian, toh ujung-ujungnya yang akan menjadi kunci utama di sini adalah tetap diri kita. Inilah alasan kenapa kita perlu membangun fondasi itu.Fondasi personal adalah seperangkat dasar-dasar hidup yang kita gunakan sebagai landasan dalam melangkah. Dengan fondasi yang kuat ini diharapkan hidup kita tidak mudah goyah atau ambruk oleh hal-hal yang tidak kita inginkan. Apa yang diperlukan untuk membangun pondasi personal ini?
1.                  Menjaga stabilitas.
2.                  Perlu melakukan alignment.
Istilah ini kerap dipakai dalam manajemen bisnis. Pengertian dasarnya adalah upaya untuk meluruskan langkah agar tidak keluar dari track, rel, sasaran, target, tujuan, visi, misi dan seterusnya.
3.                  Perlu memiliki personal-urgency.
Urgency di sini desakan ke dalam atau semacam deadline yang kita buat sendiri untuk diri kita (personal-impose). Untuk membangkitkan diri atau mengusir kemalasan, baik itu temporer atau abadi, biasanya ini dibutuhkan.
4.                  Perlu pembelajaran yang terus menerus (continuous learning).
Seperti yang sudah sering kita bahas, pembelajaran itu artinya memperbaiki diri dari apa yang kita lakukan. Untuk bisa belajar ini syaratnya hidup kita harus dinamis.
5.                  Perlu membuka diri terhadap berbagai pencerahan atau sesuatu yang bisa meng-inspirasi, memotivasi, membersihkan kotoran batin dan menghidupkan pikiran. 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar